hes.unugiri.ac.id – Gigih dan Tekun, demikianlah pembawaan dari Fitri Nadziratul Hikmah, mahasiswi HES 2A asal Desa Bumiayu, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro yang membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk meraih cita-cita dan berkarier. Selain aktif sebagai mahasiswa, Fitri juga menyibukkan diri menjadi host live streaming dan menjalankan usaha jualan makanan tradisional polo pendem.
Fitri memulai kariernya sebagai host live streaming tiga hari sebelum bulan puasa. Ia memilih profesi ini karena memiliki kemampuan berbicara yang baik dan ingin mengembangkan skill berjualan tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara online. Sebelumnya, Fitri pernah bekerja sebagai kasir, waiter, bagian promosi, penataan barang dan di gudang sehingga pengalaman beragam itu membantunya beradaptasi dengan pekerjaan barunya. Fitri juga menjalankan usaha jualan polo pendem yang baru berjalan sekitar satu bulan. Usaha ini bukan milik keluarganya, melainkan ia ikut bergabung dengan orang lain karena keluarganya kurang mendukung secara finansial terkait kuliah dan usaha yang dijalani.
Dalam menjalani aktivitasnya, Fitri mengatur waktu dengan sangat disiplin. Ia kuliah Senin sampai Rabu pukul 09.00 – 15.00 WIB, sementara pekerjaan live streaming dan jualan polo pendem diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kuliah.
“Sebenarnya saya kerja di dua tempat, jadi harus pintar-pintar bagi waktu sih. Jam 4 subuh udah bangun siap-siap dan segala macem, ada yang perlu dibersihkan di kos atau engga. Hari senin-rabu itu jualan polo pendem pukul 05.30-09.00 WIB, pulangnya langsung siap-siap kuliah. Setelah Maghrib baru kerja jadi host live pukul 18.30-20.30 WIB. Kalau hari kamis-minggu jam kerjanya beda lagi, pukul 06.00-10.00 WIB itu jualan polo pendem, pukul 15.00-18.00 WIB jadi host live,” jelasnya.
Fitri mengaku awal menjadi host live cukup menantang. Ia merasa sangat kaku dan grogi saat berbicara di depan kamera, bahkan sempat ingin resign setelah tiga hari pertama karena bingung harus melakukan apa. Namun, ia memotivasi diri untuk bertahan dengan belajar dari video orang lain dan terus berlatih. Kini, ia mampu berkomunikasi dengan baik dan menyesuaikan gaya bicara dengan berbagai generasi penonton, dari milenial hingga Gen Z dan Alpha.
“Awal jadi host live itu grogi banget, bingung mau bicara apa di depan kamera apalagi ditonton orang banyak, badan gemetar, keringat dingin, soalnya ga diajarin gimana caranya jadi host live, langsung dibiarin gitu aja. Setelah tiga hari kerja sebenernya ada keinginan buat resign, tapi saya mikir lagi kalau saya resign gimana biaya buat kuliah sama kos, jadi saya tahan-tahan buat ga resign. Setelah itu saya lihat tutorial di youtube dan tiktok gimana caranya jadi host live yang bisa menarik perhatian orang lain, biar ngomongnya lancar, alhamdulillah sampai sekarang banyak yang suka cara live saya soalnya saya bisa memposisikan diri di tiap generasi,” tambahnya.
Meski rumahnya di Baureno cukup jauh, dengan perjalanan sekitar satu jam, Fitri tetap semangat menjalani aktivitasnya. Kini Ia tinggal di kos di daerah kota untuk memudahkan mobilitasnya.
Fitri memberikan pesan inspiratif bagi mahasiswa lain yang menghadapi kendala finansial. Ia mendorong untuk tetap semangat kuliah sambil mencoba hal baru yang menantang, karena di situ pasti ada jalan keluar.
“Semangat ya buat kalian yang punya kendala finansial. Jangan ragu untuk tetap lanjut kuliah, dan jangan lupa untuk selalu mencoba hal baru yang menantang. Jangan ragu untuk terus belajar dan berusaha, karena disitu pasti ada jalan keluarnya,” ujar Fitri penuh semangat.
Kisah Fitri menjadi contoh nyata bahwa dengan manajemen waktu yang baik, ketekunan, dan kemauan belajar, mahasiswa dapat sukses menjalani kuliah sekaligus berkarier sebagai host live streaming yang kini semakin diminati di era digital.