hes.unugiri.ac.id – Salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Hukum Ekonomi Syariah (HES) kelas 7-A, Devi Yuni Herlinawati, berkesempatan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional yang dilaksanakan di Sanggar Belajar (SB) Puchong Perdana, Malaysia pada 24/08/2025 – 19/09/2025.
Program KKN Internasional tahun ini diikuti oleh sebanyak 23 mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri), 17 mahasiswa di Malaysia dan 6 sisanya di Thailand. Para peserta yang di Malaysia terbagi ke dalam beberapa kelompok, terdiri atas lima kelompok dengan anggota dua orang dan satu kelompok dengan anggota tujuh orang.Devi mengungkapkan motivasi dirinya mengikuti kegiatan ini adalah untuk memberikan kontribusi nyata kepada anak-anak Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Malaysia.
“Saya ingin berbagi ilmu kepada anak-anak para TKW agar mereka tetap mendapat kesempatan belajar, pendampingan, dan perhatian yang sama seperti anak-anak di Indonesia. Selain itu, saya juga ingin menambah pengalaman di lingkungan yang berbeda,” jelasnya.
Dalam KKN ini, mahasiswa diwajibkan menjalankan program kerja (proker) standar dari kampus, yaitu Literasi, Numerasi, dan Kewarganegaraan. Namun Devi bersama rekannya menambahkan kegiatan Keagamaan yang difokuskan pada penguatan keaswajaan. Seluruh kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran dan pendampingan anak-anak TKW setiap harinya.

Devi menceritakan proses panjang yang ia lalui sebelum akhirnya berangkat. Kesempatan ini berawal dari pengumuman KKN Internasional saat menjalani PKL di semester enam. Pendaftaran dibuka untuk mahasiswa dari berbagai prodi, dan seleksi dilakukan melalui tes wawancara online. Tes tersebut meliputi kemampuan bahasa Inggris, rencana program kerja yang akan dijalankan, alasan ingin mengikuti KKN Internasional, serta kesanggupan administratif seperti izin orang tua dan kesiapan biaya. Sekitar satu minggu setelah tes diumumkan hasilnya melalui SK Rektor, dan dari Prodi HES hanya Devi seorang diri yang berhasil lolos, meski awalnya ia mengira ada teman lain yang ikut serta.
Dalam pelaksanaannya, Devi dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Bu Lisa Aminatul Mukaromah, yang menurutnya sangat intensif memberikan arahan mulai dari persiapan awal, pendampingan selama kegiatan, hingga evaluasi mingguan melalui Google Meet.
“Bahkan menjelang kepulangan pun beliau masih selalu mengingatkan kami berbagai hal penting. Menurut saya beliau DPL paling oke dan keren,” ujarnya.
Devi juga menambahkan perbedaan KKN Internasional dengan KKN Pintar yang dilaksanakan di daerah sendiri. Jika KKN Internasional difokuskan pada pengabdian kepada anak-anak TKW, KKN Pintar difokuskan untuk masyarakat umum. Perbedaan ini karena para orang tua TKW di Malaysia sangat sibuk bekerja sehingga tidak memungkinkan untuk dilibatkan secara langsung, sehingga fokus pendampingan diarahkan kepada anak-anak mereka.
Ia mengungkapkan bahwa meskipun sudah mempersiapkan dengan matang, KKN yang dijalankan tidak terlepas dari berbagai tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan waktu anak-anak bersama orang tua mereka yang bekerja sepanjang hari, serta karakter anak-anak yang berbeda dengan di Indonesia.
“Banyak anak-anak yang kurang mendapat perhatian orang tua. Hal ini membuat saya dan teman saya, Henik Efprida dari Prodi Pendidikan Matematika, harus berpikir keras untuk mengelola kelas,” ujar Devi saat diwawancarai Tim Jarkominfo pada Jumat, 26/09/2025.
Selama kurang lebih 27 hari, seluruh program kerja dapat terlaksana dengan baik. Devi juga merasakan sambutan hangat dari masyarakat setempat.
“Alhamdulillah, kegiatan berjalan lancar. Kami diterima dengan baik oleh pengurus, orang tua TKW, maupun anak-anak. Suasana kekeluargaan yang terbangun membuat kami merasa seperti berada di rumah sendiri,” ungkapnya.
Di akhir wawancara, Devi menyampaikan harapannya agar kegiatan KKN Internasional terus dilaksanakan.
“Semoga program ini dapat berlanjut agar anak-anak TKW di luar negeri tetap memperoleh ruang belajar yang layak,” pungkasnya.